SEBERKAS CINTA DI UJUNG LARA
Karya Pinky Julia
Akira kembali mengemasi barang-barangnya yang berantakan di meja
kerjanya setelah dilihatnya jam di kantor sudah menunjukkan angka lima
lebih Wuih,kerja yang melelahkan,begitu gumamnya kala dilihatnya waktu
untuk pulang sudah lewat. Dengan memasukkan kembali dokumen pentingnya
di laci dan tak lupa untuk menguncinya. Seperti kebiasaan dirinya,Akira
selalu memastikan komputernya sudah off dan lockernya terkunci dengan
benar,baru dia beranjak untuk pulang. Baru tersadar ketika melewati
koridor kantornya,ternyata sudah sepi bahkan hanya langkah kakinya yang
terdengar. Beberapa Office Boy masih ada yang bertugas untuk
membersihkan gedung kantornya yang terlihat angkuh. Ketika melewati
tempat parkir,dia baru tersadar,ternyata adzan maghrib terdengar,dan dia
belum menjalankan sholat ashar. Duh,mengapa pekerjaanku selalu membuat
aku lupa untuk mengadu pada Tuhan,melewatkan setiap detik untuk
berbincang denganNya dan memohon sesuatu seperti yang dulu selalu dia
lakukan. Sejenak Akira terhenti, mengingat kenangan beberapa waktu
silam,saat dia selalu bersujud dan menangis,mengadu dan banyak hal yang
dia minta. Diambilnya kontak mobil dari balik blazer hitamnya,dan
setelah berada di dalam mobilnya,Akira termangu. Duh Gusti,mengapa
beberapa bulan terakhir ini,aku seolah lalai dengan kewajibanku.
Diputarnya lagu kesayangannya,dan sejenak mobil itu berlalu dengan
pelan.
Melewati beberapa mobil yang diparkir di gedung itu,Akira kembali
berpikir,mengapa selama ini,beban pekerjaannya yang semakin
besar,membuatnya lupa akan segalanya. Setelah keluar dari area parkir
gedung nan Maha Megah, Akira mencoba melewati masjid yang ada di dekat
gedung angkuh itu. Belok kiri,lurus dan mobil Akira akhirnya masuk di
halaman Masjid Al Akbar. Setelah memarkir mobinya dengan baik, Akira
keluar dengan membawa tas mukenanya. Lama dia termangu di depan Masjid
yang menyejukkan hatinya,dan selalu menjadi tempat yang paling indah
untuk betemu dengan Sang Khalik. Hatinya seolah berdegup kencang, Akira
menyadari lama sekali dia tak pernah sholat di masjid. Ternyata
kehidupan dan kesibukan,bisa merubah segalanya,termasuk kebiasaan yang
dulu di lakukan. Akira langsung menuju ruang wudhu,setelah mengambil air
wudhu,ia langsung menuju ke dalam masjid, untuk menunaikan sholat
maghrib. Setelah usai melakukan sholat, Akira berdzikir,dan tanpa terasa
bulir-bulir bening itu membasahi pipinya.Ia merasakan kerinduan pada
Tuhan yan selama ini seolah ia tinggalkan. Akira kembali bersujud,
sebelum menyudahi dan melepas mukenanya. Ketika ia akan memasukkan
tasbihnya ke tas mukenanya,hatinya berdesir, dan kembali ia urungkan
untuk memasukkan tasbih putih itu ke dalam tas mukenanya. Digenggamnya
tasbih itu. Kenangan itu kembali mengoyak hati dan fikirannya......
“Hai sayang” Akira merajuk seperti biasanya saat bertemu dengan
Kane. Kane membalas dengan tatapan mesranya. Dua sejoli yang selalu
setia setiap saat. Dimana ada Kane,disitu pasti ada Akira dan
sebaliknya. Kane,pemuda tampan,berbadan atletis,dengan wajah
Indonya,selalu membuat hati wanita terguncang dan tergila-gila saat
melihatnya. Sementara Akira, wajah imut dan manisnya,selalu membuat Kane
cemburu buta karena tak sedikit pemuda yang tergoda dengan
kecantikannya. Keduanya sama-sama menjadi idola,dan menjadi pasangan
yang serasi. Mulai mereka kuliah hingga lulus pun,hubungan mereka tetap
awet dan tetap lengket. Tak jarang kalau pada waktu itu,tak sedikit
orang-orang di sekelilingnya,yang iri dibuatnya. “Kane, hari ini bisa
kan kalau antar aku ke toko buku, aku ingin cari buku tentang interior
rumah ne,” begitu ajak Akira pada sang kekasih. Kane tidak menjawab,
hanya memberikan isyarat kalau dirinya siap untuk mengantar. “Gimana
sayang, sudah ada panggilan kerja ?” tanya Akira pada Kane yang dari
tadi sibuk dengan gitar kesayangannya. Sambil meletakkan gitarnya di
ranjang, Kane mendekati kekasihnya itu. “Belum” jawabnya singkat.
“Mungkin harus lebih sabar ya, padahal sudah hampir 2 bulan aku nganggur
dan mengandalkan kiriman orang tua dari Kalimantan”,jawab Kane. Aku
juga belum dapat Kane, benar kita harus sabar. Di tempat kost sini, gak
ada teman-teman kamu yang bisa bantu untuk info pekerjaan Kane ? begitu
tanya Akira. Kane hanya menggelengkan kepalanya dengan malas. Oke deh
kalau gitu,kita berangkat aja ya sekarang,keburu siang. Yuk jalan,begitu
ajak Akira. Kane pun dengan malas beranjak sambil mengambil jaket kulit
kesayangannya. Pake mobil kamu aja ya? tanya Kane pada Akira.
Oke,begitu sahut Akira. Setelah pamit pada ibu kosnya, Kane dan Akira
beranjak meninggalkan tempat kost yang cukup mewah di tempat itu.
Mobil
Vios Hitam itupun melaju dengan lancar,karena memang belum terlalu
siang mereka ke luar rumah. Sepanjang jalan, Kane dan Akira selalu
bercanda dn bernyanyi menirukan lagu di radio yang mereka putar. Beban
karena belum mendapatkan pekerjaan, seolah tidak lagi ada di benak
mereka. Keduanya bagaikan orang yang paling berbahagia di dunia, padahal
mereka masih mengandalkan kiriman dari orang tua mereka. Kane selalu
mengharap dari Banjarmasin, sementara Akira selalu menanti kiriman dari
Bandung. Maklum saja keduanya sama-sama dari keluarga mampu,yang selalu
tercukupi kebutuhannya. Bahkan keduanya juga diberikan fasilitas mobil
mewah dari orang tuanya. Benar-benar pasangan serasi. Kane adalah anak
seorang pengusaha rent car mobil yang sukses di Banjarmasin, sementara
Akira adalah putri seorang anggota DPR di Bandung. Hebat,mungkin itulah
pendapat banyak orang tentang keduanya.
“Sayang, makan dulu ya,lapar
nih,tadi belum sempat sarapan” ajak Kane pada Akira. “Oke”.jawab Akira
setuju. Aku tadi Cuma minum susu,jadi kalau sekarang makan, ya pasti
mau,begitu jawab Akira sambil tersenyum manja. ‘Makan apa ya ?” tanya
Kane. Dengan spontan, Akira menjawab ‘rawon’,pasti enak. Yuk ya . Oke
deh,apa sih yang enggak buat kamu, begitu rayu Kane pada Akira. Dan
sesaat kemudian,mobil mereka sudah melaju menuju depot Rawon Setan
favorit mereka. Dinamakan rawon setan,karena pedasnya luar biasa,kalau
mereka menyantapnya.
Buku yang dicari Akira sudah didapat, setelah berputar-putar di Mall
itu, keduanya lantas pulang,namun sebelumnya,mereka makan siang di
Burger favoritnya. Akira membuka-buka buku yang baru dibelinya,saat
berada di mobil. Beberapa kali,ia meminta pendapat sang kekasih tentang
interior yang akan dia contoh saat nanti dia akan dibelikan rumah oleh
papanya. Papa Akira memang berjanji akan membelikan rumah mewah beberapa
saat lagi,daripada Akira harus kost. Mungkin rumah itu juga yang
nantinya akan ditempati mereka berdua saat keduanya menikah nanti.
Sayang,kalau
besok kita jalan lagi untuk cari rumah,kamu mau kan ? tanya Akira saat
mobil mereka memasuki halaman kos Kane. Okelah daripada aku di kost
manyun aja nungguin telpon untuk interview kerja,jawab Kane singkat.
Kira-kira kau setuju gak, kalau aku harus buka usaha seperti papi di
Banjarmasin, tapi buka di sini ? tanya Kane pada Akira. Sejenak Akira
berfikir, lalu dia menjawab. Aku setuju aja,daripada cari kerja belum
dapat,mending kan usaha sendiri,begitu jawab Akira diplomatis. Kane pun
berfikir sejenak,lalu berkata, tapi sebenarnya,aku kurang suka untuk
wiraswasta,takut gak bisa mengendalikan uangnya,dan nanti gak jalan.
Rugi deh. Kane memberi alasannya. Akira pun tak kalah beragumen,diapun
menjawab, bukan begitu sayang, yang pasti harus hati-hati,dan memanage
dengan baik,pasti kamu bisa. Bila perlu,aku yang di Keuangan untuk
mengendalikan semuanya,setuju ? tanya Akira. Kane pun berbinar dan
menjawab, ide yang bagus. Kamu manager keuangan, aku
direkturnya.Aduh,kamu hebat sayang.Oke deh,kalau gitu dalam waktu
dekat,aku akan pulang ke Banjarmasin,aku akan belajar pada papa dan
minta agar papa buka usaha di sini juga,sementara aku yang
kelola.Oke,bos. Tapi jangan lama-lama belajarnya,nanti gak balik lagi ke
sini. Aduh, jangan gitu dong say,aku pasti kembali,dan papa pasti
setuju,sementara kita bisa mewujudkan cita-cita kita dan menikah.Iya kan
? tanya Kane dengan semangat. Yap,aku setuju.aku juga bisa buka usaha
butik kecil-kecilan sambil aku jadi manager kamu?bagaimana? tanya Akira
lagi. Kane semakin yakin dengan argumen gadisnya.Dia kembali memuji
dalam hatinya,Akira memang gadis yang selalu memotivasi dirinya dalam
segala hal. Beruntung dia punya Akira yang selalu punya ide
cemerlang,argumen bagus dan selalu memberikan keyakinan besar akan arti
sukses.
“Aku akan kembali sayang” gak akan lama kok. Paling cuma 2
minggu. Kamu tau kan,aku gak bakal tahan jauh darimu, itulah kata-kata
Kane saat di bandara dan akan berpisah dengan Akira. Akira hanya
mengangguk, walau hati kecilnya ragu dengan yang akan terjadi. Setelah
ilmu papa diserap,jangan lupa kita punya proyek besar. Dan jangan lupa
juga,untuk selalu telpon,sms bahkan kirim email ya. Dua minggu sangat
lama bagiku,rajuk Akira. Tapi Kane, dapat menyakinkan Akira bahwa dia
akan cepat kembali. Pesawat akan segera take off, dan mereka berpisah,
kane mencium tangan Akira tanda perpisahan, sementara Akira pun juga.
Hati-hati ya,jaga diri baik-baik di sini,begitu pinta Kane. Sementara
Akira pun menjawab,kamu juga sayang. Jangan lupa telpon ya. Salam untuk
keluarga.
Seminggu telah berlalu, Kane berada di kampung halamannya. Sementara
Akira masih dengan setia menghitung hari, menanti kepulangan sang
kekasih. Komunikasi diantara keduanya tak pernah henti. Kane diminta
sang papa untuk tinggal lebih lama di Banjarmasin untuk mengurusi bisnis
yang semakin lancar dan sukses. Sementara Akira, sudah diterima kerja
sebagai Manager Keuangan di salah satu finance terbesar di kota
Surabaya. Kesibukan di tempat kerja baru, banyak menyita waktu Akira.
Namun hal itu tak pernah membuat dia lupa untuk selalu berkomunikasi by
phone dengan Kane. Demikian juga dengan Kane. Hanya Kane yang ada di
hati Akira. Ada rekan kerjanya yang menaruh hati pada Akira, namun Akira
dapat menolak dan mengatakan bahwa dirinya telah memiliki tambatan
hati. Tiga minggu telah berlalu, Kane dan Akira terpisah jarak dan
waktu. Keduanya terbalut dengan rutinitas dan kesibukan masing-masing.
Papa Kane, menginginkan Kane menempuh pendidikan S2 di Aussie, dan demi
karir serta bisnis keluarganya,Akira dengan berat hati menyetujuinya.
Toh itu semua dilakukan juga untuk masa depan Kane. Sementara
barang-barang dan semua buku miik Kane yang ada di tempat kost,sudah
diambil Akira dan diletakkan di rumah baru pemberian papanya. Setiap
hari rindu yang bergelayut di hati Akira selalu diluapkan dengan
memandangi setumpuk baju Kane di lemari, dan memandangi foto Kane.
Hatinya penuh dengan rasa tak menentu,namun karena Akira adalah gadis
yang tangguh dia selalu memotivasi kekasihnya untuk belajar dan belajar
di negeri orang demi untuk orang tua Kane
Frekwensi menelpon pun semakin jarang,karena Akira menyadari
tuntutan tugas Kane begitu banyak. Hanya email yang kadang terbaca oleh
Akira,disitu Kane tuliskan kalau dia harus belajar sampai larut dan
tugas yang dikerjakan juga banyak. Kane juga mencoba untuk bekerja di
restorant di sana sebagai waiters demi menunjukkan pada orang tuanya,
bahwa dia juga bisa mandiri dan tidak hanya menggantungkan hidupnya pada
orang tua. Akira bahagia melihat perubahan pada diri Kane. Kane tidak
lagi manja,dan bergantung pada orang tuanya. Rupanya di Aussie, Kane
menjadi sososk pemuda yang mandiri.
Begitu banyak yang dikerjakan Akira di kantor,sampai Akira lupa
bahwa dia janji akan menelpon Kane malam ini. Ia tertidur di sofa,
dengan masih mengenakan baju kerjanya. Dia sampai lupa makan malam itu.
Bibik pun juga takut untuk membangunkan Akira yang tertidur di sofa.
Saat pagi menyapa,Akira terbangun dan bergegas mandi,lalu berangkat ke
tempat kerjanya. Lupa sudah janji untuk menelpon Kane,dan sesampai di
kantor, Akira kembali dengan rutinitas angka-angka dan janji bertemu
klien. Namun foto Kane yang tersenyum di meja kerjanya, masih juga
dipandangnya walau sepintas.
Tanpa terasa setahun sudah berlalu, selalu dan selalu dinantinya
kabar dari Kane. Akira menyadari, ia juga bersalah karena terlalu sibuk
dengan kerja,dan kadang terlupa untuk menelpon Kane. Namun seiring
berlalunya waktu, kesetiaan Akira tak pernah padam. Di hatinya, hanya
ada satu nama yakni Kane. Beberapa kali Akira menelpon Kane namun Kane
selalu menjawab,dia sedang bekerja dan tidak boleh menerima telpon.
Akira menyadari hal itu. Saat malampun,sulit sekali untuk kembali
menghubungi Kane,karena Kane sudah terlelap. Pagi hari, tidak mungkin
lagi untuk menelpon,karena Kane masih tidur dan Akira harus bekerja.
Sulit bagi Akira untuk membunuh rasa rindu yang semakin menggebu. Di
sela kerinduannya,Akira hanya menangis dengan memeluk baju
Kane.Memandangi foto Kane adalah rutinitas Akira setiap detik. Email
yang dikirim Akira pun, tak pernah terbaca oleh Kane. Bermacam dugaan
berkecamuk di benak Akira, ada apa dengan Kane?
Dua setengah tahun sudah berlalu. Kerinduan, yang semakin dirasakan
Akira seolah menyesakkan dada. Jalan yang sering mereka lalui saat
kuliah dan ketika bersama,membuat Akira selalu teringat Kane. Rawon
setan favorit Kane,burger yang selalu menjadi makanan ringan favorit
mereka dan makan lontong balap di pinggir jalan, seolah tak dapat sirna
dari benak Akira. Bahkan lagu kesayangan mereka yang selalu diputar di
mobil,serasa selalu membuat Akira menangis jika mendengarnya. Kane apa
yang terjadi denganmu? Pertanyaan yang tak pernah terjawab dan selalu
menyesaki rongga dada Akira.
Foto-kenangan mereka masih tergantung di dinding kamar Akira, bahkan
di meja belajar Akira pun foto Kane masih terawat dengan baik. Setiap
dia mengadu pada Sang Khalik,Akira selalu menangis menahan rindu. Akira
yakin Kane baik-baik saja. Akira yakin Kane akan kembali dengan membawa
cintanya yang dulu.
Minggu pagi,seolah Akira enggan untuk bangun
pagi,namun karena kewajibannya untuk sholat subuh,iapun bergegas
mengambil air wudhu. Usai sholat, dengan iseng,Akira mencoba untuk
membuka email dan Facebook miliknya yang satu minggu ini tak terjamah.
Banyak komen dia berikan pada teman lamanya,yang membuat dirinya
terhibur dengan hal-hal yang lucu dari teman mereka. Namun
tiba-tiba,tanpa dia duga, terkirim beberapa tulisan dan foto di
wallnya.
Dan betapa terkejutnya Akira dibuatnya. Hampir saja, komputer di
depannya dia banting. Tubuhnya gemetar,dan nafasnya berdegup kencang.
Akira tak percaya dengan apa yang diihat dan dibacanya. Bibirnya
gemetar,dan tak terasa butiran bening itu meleleh. Butiran yang menjadi
teman akrabnya sejak kepergian Kane. Dari facebook,dilihatnya teman
sewaktu kuliah yakni Maretha mengirimkan beberapa foto pernikahan. Kalau
saja bukan Kane yang di foto itu,mungkin Akira tak seperti ini. Inikah
akhir dari penantianku Kane? Inikah cinta yang kutunggu Kane? Dan inikah
buah dari kesetianku selama ini Kane? Bibir Akira gemetar, dan dia
menutup wajahnya rapat-rapat seolah enggan melihat apapun tentang Kane.
Senyum bahagia Kane saat bersanding,senyum Kane yang khas yang selalu
dikenangnya. Dan senyum yang begitu manis yang ia kenal. Dunia seolah
runtuh bagi Akira,dan Akira pun dengan murka mengeluarkan isi lemari
dengan setumpuk baju milik Kane. Dan Akira pun membuang foto-foto milik
Kane. Namun satu yang tak dia buang dan tak dia hancurkan, di lipatan
mukenanya,terselip seuntai tasbih putih pemberian Kane untuk Akira.
Akira tak sanggup untuk menghancurkan benda itu,karena benda itu yang
selalu menemaninya saat hatinya gundah. Lewat benda itu,ia begitu dekat
dengan Tuhan. Digenggamnya benda itu dan Akira menangis dan memeluk
tasbih putih itu dengan erat.....
Kini, tujuh tahun telah berlalu,Akira masih belum mendapat pengganti
Kane. Kesetiaan itu terlalu mahal,dan hati Akira seluas samudera dengan
kesetiaan yang selalu digenggamnya seperti dia menggenggam tasbih
pemberian Kane. “Maaf mbak,masjidnya mau saya tutup,mbak masih ingin di
sini? Suara itu menghentakkan lamunan Akira. “eee maaf pak,kalau saya
lama sekali di sini. Tanpa terasa,sudah lebih tiga jam Akira berada di
masjid itu. Dan suara takmir masjid itu,yang akhirnya menyudahi lamunan
Akira tujuh tahun silam.
Akira segera beranjak dari masjid itu dan
menuju mobilnya. Saat di mobil,ia kembali berfikir mengapa selama itu
dia berada di rumah suci milik Tuhan. Bergegas dia berlalu,dan tanpa dia
sadar,ia kembali memutar lagu kenangannya bersama Kane.....
Written by
Pinky (16 Nov 2010)
21.50 wib
Catatan Penulis :
Jadilah seperti mentari ...yang selalu menepati janji.
DMCA Protection on:
http://www.lokerseni.web.id/2012/11/seberkas-cinta-di-ujung-lara-cerpen.html#ixzz2BVPBe7Si